Selasa, 08 November 2016

Kapalku Tak Pernah Jauh Meninggalkanku

Saat pertama kali bangun tidur apa yang slalu kau ingat?
https://ae01.alicdn.com/kf/HTB1ohGQMVXXXXa.XFXXq6xXFXXXp/2016-Rushed-Wall-Art-font-b-Painting-b-font-By-Numbers-font-b-Painting-b-font.jpg
Kata apa yang pertama kali kau ucap?
Hal apa yang pertama kau lakukan?
Semua hal itu tak penting bukan?
Seperti itu juga yang pernah aku rasakan
Ada perasaan yang sangat mengganjal dihatiku belakangan ini. Beberapa hari ini aku slalu tak sependapat dengan ibuku. Hal yang sangat remeh temeh pun kadang kami tak sependapat. Aku sering dan lebih suka tepatnya menyendiri dikamar. Aku masih butuh ruang untuk sendiri. Aku tak suka dicampuri apalagi diomeli oleh ibu. Aku bisa melakukannya sendiri. Dari hal terkecil dalam keluargaku ibuku yang mengurusnya. Dari hari senin ketika berangkat pertama ke sekolah setelah liburan panjang semesteran aku slalu kebingungan mencari dasiku, topiku, bahkan bukuku. Walauun dengan omelannya setiap pagi aku tahu dia begitu peduli padaku. Ya..aku sangat keras kepala saat itu. Sejak kecil aku selalu mendapatkan nilai yang bagus di sekolah. Orang tuaku tak pernah sekalipun membriku hadiah yang special walopun nilaiku selalu diatas rata-rata. Ya..ucapan selamat sudah cukup katanya. Kami belum begitu mampu memberikan hadiah yang bagus untukkmu katanya. Lagi pula taun depan kau juga akan mendapatkan nilai yang bagus lagi..ucap mereka.
Setiap tahun aku sudah terbiasa dengan kebiasaan itu, saat temanku yang lain mendapatkan hadiah dari orang tuanya, sepatu baru, tas baru, aku tak pernah mendapatkannya. aku hanya bergantian tas dengan kakaku. Betapa bodohnya aku, aku yang sangat itu begitu polos dibodohi kakakku yang amat sangat licik. Dia memberiku tasnya yang masih bagus, sebagai gantinya uang dari ibu yang akan kugunakan untuk membeli tas baru ia pakai untuk membeli tas barunya. Aku pun slalu menerimanya. Ya…aku lebih muda darinya..aku menerima itu. Kadang aku sangat iri melihat orang tua temanku yang begitu membanggakan anaknya. Aku..jangan Tanya. Aku tak pernah mendengar hal itu dari orang tuaku.  Hari itu saat ku duduk di kelas 4 sd. Semester 1  itu aku mendapat peringkat 4. Aku juga sangat kanget mendengarnya. Kau tau apa yang orang tuaku katakan. Mereka bertanya mengapa nilaiku bisa trun, apa kau tak belajar, besok harus lebih baik. Apa mereka tak tahu bahwa anak mereka slalu berjuang sendirian. Aku tak pernah ikut les ato bimbingan apapun. Aku belajar sendiri. Dengan kemampuan sendiri aku meraih tahap demi tahap kehidupanku..ayah ibu aku sangat ingin dibanggakan olehmu, andai kau tahu itu. Siang itu aku menangis dikamar sendiri, sebelumnya aku sudah marah-marah dirumah. Siapun yang menggangguku aku akan memarahinya. Walopun sebenarnya mereka tak salah. Aku sangat temoeramental ssat itu, kepribadianku juga tak terbilang bagus. Aku lebih suka diam, menyendiri, nonoton tv. Sebenarnyakau angat jarang belajar, aku belajar seperlunya dan dalam waktu yang singkat. Aku sungguh tak suka belajar. Mungkin aku dititipi kemamuan lebih saja dalam  hal ingatan sehinnga aku hanya perlu membuka ulang peajaran yang pernah guruku terangkan dan aku akan manghapalnya dengan mudah. Aku bukan jenius, Cuma aku pandai menghapal. Hanya itu. Aku marah pada diriku karena nilaiku begitu turun, marah akan kedua orang tuaku, marah oada kakakku yang berisik. Aku sungguh tak suka hari itu. Saat dimana aku berada di dalam zona tidak amanku. Sseseorang yang aku harapkan selalu mendukungku, mereka hanya menuntutku mendapatkan yang terbaik tanpa mau tau apap persaanku saat utu, dan apa yang aku inginkan sebenarnya dari mereka. Aku hanya butuh pujian tak lebih. Hadiah..aku tak butuh itu. Aku sadar posisi
Aku lulus sd dengan nilai yang bagus, tanpa kesulitan aku masuk SMP favorite tanpa susah payah, kakakku yang mengantarkanku saat itu. Orang tuaku tak tahu sekolahan apalagi jalan di kota. Mereka orang desa yang takut bepergian. Aku paham. Aku dan kakak sudah dibiasakan mandiri. Aku hanya mendapatkan epuluh besar dikelas. Aku  pendiam tak banyak bicara. Cinta pertamaku ku temukan saat SD. Dan saat SMP aku bertemu seseoranga yang menyukaiku. Aku tak suka. Dia begitu mengganggu. Aku suka sendiri. Aku tau aku selalu terbiasa hidup menyendiri aku tak suka seseorang memasuki kehidupannku. Apalagi oang asing. Aku mulai berusaha membuka diri hingga SMA . aku mulai suka mengobrol bercerita dan bercanda. Tapi dirumah , aku masih sama seperti yang dulu. Kamar adalah tempatku yang paling aman. Aku lulus SMA dengan nilai yang lumayan. Aku semakin malas belajar, sesungguhnya belajar bagiku adalah mengingat. Aku sudah muak melakukan itu. Aku mulai mendaftar kuliah, aku gagal sekali dalam tes umum masuk perguruan tinggi negeri. Gagal juga dalam perguruan tinggi kedinasan. Apa aku sedih? Jawabnnya tidak. Aku tak pernah melakukannya dengann serius. Belajar ujian masukun aku tidak. Senjata terakhirku adalah masuk ke sekolah kesehatan negeri, bagaimanapun juga orang tuaku tidak akan mampu membiayaiku jika aku masuk  sekolah swasta. Mau tak mau aku belajar kali ini. Oh sungguh menyebalkan. Aku lulus kali ini. Aku masuk jurusan keperawatan waktu itu dengan tes tulis umum
 Apa kau tau impianku ingin jadi apa? Waktu itu aku sungguh tak pernah bermimpi ingnin jadi apa. Aku hanya  menjalani hidupku saja. Apa yang ada didepanku ku jalani. Aku tak pernah pusing-pusing memikirkan hal yang beum terjadi. Memusingkan kepala saja. Aku memang sedikit arrogant dengan sikapku. Kau pasti akan tertipu dengan penampilanku dan sikap luarku. Aku mungkin terlihat bahagis diluar tapi apa kau tau aku selalu murung di dalam hatiku, seperti ada ruang kosong dan gelap disitu. Tak ada cahaya sedikitpun. Begitu sepi dan sunyi. Aku begitu suka kedamaian, jangan pernah menggangguku, itu yang ada dalam hatiku saat itu. Nilai kuliahku selalu bagus. Mendapat beasiswa untuk menopang hidupku dan semua tugas yang begitu memuakkan.  Aku sedikit malas dengan jurusanku ini.
Aku selalu dipaksa menghapal.  Dan aku terpaksa melakukannya sekali lagi karena aku tau orang tuaku tak mampu mebayar kuliah di universitas yang lain, aku berusaha mendapatkan beasiswa untuk membantu mereka. Kakakku.. aku belum menceriataknya padamu. Ia musuh terbesar dalam hidupku yang ingin aku basmi dengan peptisida seperti hama. Ia tak andai belajar, ia selalu mati matian belajar setiap kali ada ulangan sampai begadang semalaman. Jangan tanyakan hasilnya setelah ia tes. Semua orang sudah tau hasilnya dengan ekspresinya begitu masuk rumah. Menangis,  tes nya pasti sulit. Marah, pasti dia tak bia mencontek. Dia begitu bekerja kers dengan nilainya. Kau mau tau rahasia kakaku. Ia membuat catata kecil kecil yang ia tulis..panjangnya sampai bercenti senti. Itu untuk menyontek, apa boleh buat katanya, ia tak akan sanggup menghapal materiya walaupun sudah semalam suntuk mencoba menghapal. Ia sangat berbeda dengan ku dalam hapalan..dia sungguh menyedihkan, tspi udsahanya adalah yang nmor satu dirumahku. Kalau sudah au tes jangan harap ada yang akan mengganggunya saat itu. Suara tv pun taK boleh terdengar..huft sangat menyebalkan, padahal saat itu aku sangat ingin mennton acara kartun favorite q. aku benci dia.  

Ayahku
Dia orang yang sangat pendiam, tak banyak berkomentar, tak punya ekspresi dank au asti sangat kaget bila ia marah. Semua orang pasti akan takut padanya. Ia seperti bom Molotov. Booom. Aku pun segan padanya. Aku jrang sekali berbicara dengannya. Hl yang membuatnya berbicara adalah saat nonton pertandingan bola atau olahraga. Aku dan dia satu tujuan saat itu. Dan aku dan ayah akan sangat berisisik kalau sudah berkomentar tentang pertandingan sepak bola.  Dan ibu adalah orang pertama yang akan memarahi kami berdua bila berteriak teriak semaunya. Ia akan pergi tidur setelah memarahi kami. Hanya waktu itu aku dan ayah mengobrol. Kami sama-sama pendiam  
Bersambung.....

Selasa, 01 November 2016

X CODE 2



X CODE 2



SEBUAH AWAL ATAU SEBUAH AKHIR?



 

Seluruh tubuhku dibasahi oleh peluh..Tidak..Aku tidak sedang olahraga. Keringat dingin ini segera menjalar diseluruh tubuhku. Tanganku mengusap peluh di dahi yang tak kunjung habisnya. Tangan dan kaki ku begitu gemetaran. Aku tak sanggup bangun . Aku hanya bisa terbaring diranjang kayu berukuran 2x1 m yang dingin ini. Aku memimpikan kejadian itu lagi. Mimpi itu lagi.
Sudah sebulan ini aku memimpikannya. Aku seperti dibawa ke sebuah lembah yang aku belum pernah mengunjunginya, kurasa itu bukan di wilayah Indonesia. Aku dapat merasakan angin yang berhembus disana. Kaki ku dapat merasakan setiap jengkal tanahnya. Mimpi yang liar ini selalu membawaku ke tepat yang berbeda. Malam ini aku berada di hutan pinus. Ya aku hafal bau pohon pinus. Aku sering diajak Rion berburu foto karena pekerjaan gilanya itu. Diatas pohon pinus tepat aku berdiri ada sepasang burung woodpecker yang sedang asyik mematuk pohon. Ada yang jatuh tepat dikepalaku.
“Aww”, pekikku.
Sebuah ranting kering, sementara waktu aku tertegun. Tiba tiba langit berubah mendung, disusul dengan rintik hujan. Aku pun segera berlari kesebuah pohon besar untuk berteduh. Samar samar aku mendengar sebuah suara aneh dari balik pohon tempatku berteduh. Ada ringik kecil di balik pohon itu. Aku memantapkan hati untuk melangkah ke balik pohon untuk melihatnya. Kakiku terasa sangat berat melangkah, tiba-tiba sekelilingku berubah menjadi pasir. Aku sedang ada di gurun. Ya tepatnya gurun pasir dengan pasir hisap.
“Ini gila”, pikirku
Pasir ini menghisap badanku, aku mati matian menahan badanku agar tak terhisap. Tapi sepertinya sia sia, aku hanya bisa menyumpah nyumpah dalam hati. Oh God…Aku kerahkan semua tenagaku tapi sia sia juga. Aku mulai kehabisan nafas, kepalaku sudah hampir tertutup pasir ini.
 Dan…aku bangun. Dari mimpi yang mengerikan ini. Aku tak paham mengapa mimpi ini selalu random membawaku ketempat yang berbeda beda. Seprti memberi petunjuk sebuah tempat. Apa hanya aku yang terlalu memikirkan banyak hal sebelum aku tidur? Entahlah aku sudah mulai muak dengan mimpi aneh ini. Aku mulai bisa menguasai tangan dan kakiku untuk bergerak, aku berjalan pelan menyusuri tangga, turun menuju dapur. Aku mengambil segelas air. Pikiranku sedikit jernih setelah meneguk air.
“Sudah tengah malam, ayah pasti sudah tidur” pikirku. Aku buka kamar ayah..
krekkk
masih ada cahaya lampu PC yang menyala.
“Ayah” sapaku pelan. Ayah sepertinya agak terlonjak kaget  dari kursinya dengan kedatanganku. “Ohh zya, ada apa malalm gini belum tidur” Tanya ayah
:Aku haus ayah, habis ambil minum di dapur, ayah sedang apa”, tanyaku
“Ohh ayah sedang ada proyek baru, ayah harus lembur sepertinya malam ini”, mata yah sudah sayu tapi sepertinya dia harus menyelesaikan pekerjaannya
“Mau zya buatkan kopi”, tanyaku asal
“Ehmm ya bolehkah zya, asal tak merepotkanmu”
“Tentu ga ayah, tunggu sebentar ya”, jawabku
Tak lama kemudian aku datang ke kamar ayah dengan secangkir kopi hangat
“Ini ayah” aku membuatkan ayah secangkir kopi caramel dengan sedikit moka , kesukaan ayah
:Trima kasih anankku”, jawab ayah lembut
”Ayah”, tanyaku ragu
“Ya..ada apa, sepertinya kamu ingin menyakan sesuatu”
“Sebenarya anu”, kataku terbata
Ya katakan saja” ayah sedikit penasaran sambil menggeser posisi duduknya
“Zya ingin tidur di kamar ayah , boleh? Zya sedang merasa agak ga enak badan”
“Tentu boleh, ambil selimut di lemari itu ya. Ayah masih ada banyak kerjaan, kamu tidur duluan aja”
“Ya ayah”
Dan malam ini pun berakhir…..

Selasa, 11 Oktober 2016

X CODE FROM MARS


X CODE FROM MARS
-FRIENDSHIP IS NEVER LIE-



Apakah kau percaya akan sebuah impian?
Bagimu, apakah impian sekedar celotehan anak SD yang menjawab pertanyaan gurunya tentang cita-cita masa kecil?
Atau bagimu impian hanya semacam bunga tidur, saat kau terbangun semuanya akan lenyap, yang tersisa hanya kenangan sepertiga bagian mimpimu?
Itu semua ada dipikiranku 5 tahun yang lalu, disaat aku belum menyadari betapa pentingnya sebuah impian. Dan.. sebelum aku mengenal dirimu..penyemangat, sahabat, teman bersandar, dan penyempurna mimpiku..
Semua cerita  berawal dari impian, ataukah paksaan nasib yang menggiring kita bertemu sosok yang memang ditakdirkan untuk kita, ataukah pilihan itu yang mengubah nasib kita setiap hari. Pernahkah kita berfikir apakah pilihan kita memang yang terbaik ataukah menggiring kita menuju takdir yang sebaliknya?
Aku pun tak tahu, seperti kita berargumen lebih dulu lahir ayam atau telor? Seperti ini pula akhir jawaban pertanyaan ini,,tiada akhir yang pasti. Yang pasti semua berawal dari langkah yang menuntun kita, kehendak dan hati yang membawa kita melangkah, meski kadang terang kadang remang-remang ataupun gelap. Seperti lampu jalan yang selalu memberikan cahaya nya tanpa pilih pilih , semua orang ditakdirkan memiliki penerang jiwa masing-masing. Mari kita mulai kisah ini.
≠≠≠≠≠≠≠≠≠≠
XCODE 1
ZYA
Lantunan lagu korea memenuhi ruangan berukuran 8x4m3 . Ditembok kamar mungil bercat biru itu terpasang banyak poster artis korea dengan berbagai pose. Song joong ki tertempel paling gagah dengan ukuran jumbo, disusul lagi dengan kim jisoo berpose memiringkan muka sambil berjongkok di depan tangga disebuah bangunan kota yang berlatar belakang gedung pencakar langit. Tak mau kalah pose Lee Jong Suk yang sedang tersenyum bagai bunga sakura yang sedang mekar, dengan tanggannya yg memegang bibirnya yang sexy. Di ruangan sempit yang kecoak pun enggan beranak pinak disitu , ada seorang gadis berwajah oriental yang sedang sibuk memindahkan kursor laptop nya. Matanya bahkan hampir tak pernah berkedip sejak sejam yang lalu ia asyik memainkan jemarinya diatas keyboard sambil tersenyum senyum seperti orang sinting, mungkin lebih tepatnya orang gila yang sedang berhalusinasi. Bagi gadis ini sebut saja Zya , yang sesungguhnya tak bisa dikategorikan dengan pas sebagai sosok seorang gadis. Dengan rambut sebahu, celana jeans bellel, serta kaos oblongnya banyak yang mengira dia adalah seorang laki-laki. Terlebih lagi dengan topi yang setia menempel dikapala nya berhari hari, bahkan seminggu malahan berbulan bulan. Dari kriteria untuk menyebut gadis dia jauh dari ideal, dengan hobinya yang sungguh tak masuk akal. Dia sudah meguasai taekwondo, hapkido sejak usia SMP. Sudah banyak penghargaan yang ia dapatkan dengan sembunyi sembunyi di belakang ayahnya. Dari hobby nya yang anti mainstream adalah,,rahasia paling berharga dalam hidupnya, membuat dia sedkit menjadi wanita  adalah kenyataan bahwa Zya wakil ketua seorang dari fanbase artis korea di indonesia,,sebut saja dengan inisial exo. Dari layar laptopnya tampak sebuah situs fanbase yang bertuliskan “we are one” EXO L. dengan cekatan ia menuliskan komentar di setiap postingan foto yang dilihatnya. Terpampang 9 cowok berwajah imut imut dengan perawakan tinggi kurus berkulit putih mulus..kalau dibayangkan lebih mirip model bintang opera sabun mandi.
“oppa jinca ceoroyo, saranghae D.O ssi”
Ooh daebak, oppa neomu bogosipta , berbagai komentar ia tuliskan
Bagi orang kebanyakan itu lebih mirip Sebuah  bahasa aneh , semacam kode sandi yang diberikan alien sewaktu ia pergi kebumi dengan piring terbangnya dan menuliskan sandi sandinya dengan membentuk crop circle yang sampai sekarang belum diketahui maknanya. Bagi Zya sebuah fanbase adalah tempat yang paling menyenangkan, ia bisa menemukan orang dengan pikiran dan kesukaan yang sama. Tiap jam dalam hidupnya tak pernah ketinggalan berita dari Korean artis favorite nya, dari mereka upload foto mereka di instagram , tidak bisa disebut foto wajah kadang hanya gambar pemandangan. Sebagian orang menganggapnya aneh.
“Ayah , selamat pagi”
“selamat pagi Zya, ayah pagi ini masak nasi goreng special”
“Special pake gosong ya yah”
“hahaha, lebih pas kalo disebut kebanyakan kecap Zya, kamu mau mencobanya”?
“ayah, terima kasih, lebih mending Zya berangakat daripada kelamaan disini dan dipaksa makan makanan ayah bisa bisa aku mencret yah?
Sambil mengambil selembar  roti tawar zya pergi dan melambaikan tangan.
“dasar anak itu” ucap ayah sambil tersenyum ramah
Ayah sejak kecil merawatku sendirian, saat itu aku berumur 6 tahun. ibu meninggal karena sebuah kecelakaan mobil di daerah Arizona, AS. Sampai umur 10 tahun aku bersama ayah tinggal disana. Semakin hari ayh semakin mrung dan pendiam semenjak ibu pergi. Ia lebih suka melukis diruang kerjanya sendiri sampai larut malam. Dulu di AS ayah seorang dosen universitas jurusan seni di Massachusetts Institute of Technology (MIT). Sedangkan ibu aku tak tahu. Ayah tak pernah menceritakannya. Mungkin kenangan itu sangat membuatnya terluka. Bahkan untuk diceritakan padaku, ZYA, anak semata wayang yang sudah tumbuh remaja.
Dunia sekolah mempunyai sebua romantika remaja. Bagi seorang mahasiswi dengan peringkat kelima terbawah, romantika remaja itu hanyalah omong kosong. Zya menyadari hal ini setelah belajar sehari semalam untuk midtest. Hidup sungguh tak adil. Anak-anak yang berprestasi dalam akademis memang terlahir blirian. Dan bukan hanya itu di olahraga mereka juga bagus kepribadinya bagus pula. Mereka cantik, tampan, dan juga kaya. Inilah kenyataan yang menyedihkan bahwa tidak ada yang sukses dengan mudahnya bagi mereka yang berasal dari keluarga sederhana. Jadi, Zya berada dalam piramida rantai makanan yang berada di urutan paling bawah.
“Pagi Rion?” sapa zya dengan menepuk bahu shabatnya
“hai Zy, mau minum ? rion menyodorkan sekotak susu stroberi pada Zya
“terima kasih, kamu memang yang paling ngerti aku” sambil meninju perut rion
“Zya ,oh sakit, bisa tidak kamu lebih lembut sedikit” sambil memegangi perutnya
“ maaf, memang sengaja, dia kabur sambil berlari
“Zya tunggu, mau kuberi pelajaran ya? Sambil memegang tangannya dengan tangan siap menggelitiki
“oh tidak, trima kasih” jawab zya
mereka berlarian dikoridor kampus seperti mereka masih kelas SD dulu. Semua belum berubah walopun waktu telah bergulir dengan cepatnya. Masih seperti 10 tahun yang lalu Rion dengan sabarnya meladeni Zya yang ceroboh, begitu juga zya yang selalu membantu rion saat dihajar geng sekolahnya. Di sekolah Zy dikenal sebagai murid ahli beladiri nomor satu versi perempuan. Saat cewek dikampus rebut dengan baju apa yang akan mereka pakai besok, make up apa yang akan mereka pakai. Zya lebih suka duduk berjam jam bersama rion dibangku taman kampusnya. Mereka lebih sering bercerita tentang laut, semut, burung, dan bintang. Hal itulah yang membuat Rion betah dengan Zya. Tak seperti perempuan kebanyaka, zya lebih suka hal-hal yang real dan Rion sesorang sosok humoris yang membuat Zya selalu bisa tertawa lepas.
Siang itu matahari tak mau mengalah dengan awan, panas, sehingga seekor burungpun enggan bertengger di pohon akasia yang rindang. Matahari sedang angkuh hari ini. Batin ZYa
“Zya” sapa rion sembari menyenderkan  punggungnya dikursi taman
“Ya Ri “ sambil melihat kearah Rion
“kau tidak bosan bersamaku terus, orang banyak menganggap aku orang yang membosankan?” Tanya rion penasaran semabari menatap Zya
“tak pernah aku bosan bersamamu Rion, kamu sahabat terbaikku, yang mau mengelap ingusku saat aku nangis, yang mau jadi pundakku saat aku cape, bahkan kamu bisa jadi apapun dan membuatku tertawa” jawab Zya sembari tersenyum
“ apa aku terlihat menyedihkan bagimu” sambil menunduk rion sedikit kehilangan rasa percaya dirinya
“ tidak, kamu sangat menyenangkan, menyebalkan, dan membuat aku nyaman berteman denganmu slama ini, bersamamu aku jadi  kita karena itulah aku jadi bersemangat” jawab Zya dengan mantap
“ trima kasih Zya”
“Trima kasih juga Rion sudah mau berteman dengan seorang yang aneh sepertiku” zya tertawa
“mau jalan-jalan” rion mengulurkan tangannya
“tentu , mau kemana siang ini? Aku sedang malas kelas hari ini, membosankan.. ayo? Sambil menjabat tangan rion. Mereka berjalan melenggang dengan tertawa lepas.

Malam ini cuaca tak cukup bersahabat, tak satupun bintang yang mau menampakkan cahayanya. Rupanya awan hitam begitu berkuasa malam ini. Rintik hujan mulai turun membasahi ranting pohon tempat Rion bersandar. Ia sedang asyik duduk di bangku taman sambil memegang laptop putih miliknya. Ia sedang serius membolak balikkan kursor. Ia kali ini harus mengalah pada rintik gerimis dan menunda pekerjaan kuliahnya. Sambil berlalari kecil ia memasukkan laptop ke tas punggungnya. “sial” ucapnya.
Diseberang jalan ada minarket kecil yang masih buka. Rion memasuki teras toko itu untuk berteduh. Sepertinya perutnya mulai protes malam ini, sudah seharian ia belum menyantap makanan yang sesungguhnya. Rion harus kesana kemari mengerjakan tugas jurnalistiknya yang rumit. Belum pula tugas fotografi sampingannya yang tak kalah membuat kepalanya seakan mau pecah memuntahkan isi kepalanya.
Ia memasuki toko itu dan memutuskan membeli mie untuk diseduh dan segelas kopi hangat. Dalam rintik hujan rion menyantap hidangan malamnya.
Sudah sebulan lebih belakangan  ini rion mulai kerja sampinganya sebagai fotografer panggilan. Semua pekerjaan fotografi bisa ia kerjakan, mulai dari foto pernikahan, foto bayi sampai foto wildlife yang sangat menguras tenaganya. Hidup sebagai mahasiswa sangat membutuhkan banyak biaya, rion sangat menyadari itu. Ia belajar dari nol untuk memulai hidupnya sebagai mahasiswa yang sangat rumit. Keluarga rion terbilang cukup kaya sebetulnya. Rion keturunan Korea-Indonesia. Orang tua mereka bercerai sejak rion berumur 10 tahun. Rion dibawa ayahnya di korea sampai umur 15 tahun. Atas permintaan ibunya, rion pindah ke Indonesia untuk melanjutkan sekolahnya sampai sekarang. Sejak kecil rion menerima banyak ejekan karena ia halfblood. Tapi sekarang ia sudah terbiasa. Life must go on rion, ia selalu menguatkan hatinya dengan kata-kata itu. Belum sampai selesai ia menyantap hidangannya hp nya berdering
“hallo” ucap rion
Dari seberang sana seorang wanita menjawab “rion, kamu dimana?
“ya, aku di minimarket lagi makan, ada apa?
“bisa kamu bantu aku sebentar’?
“ada apa?” tanyanya penasaran
“ayahku pingsan, aku tak tahu harus bagaimana? Terdengar suara tangisan dan kepanikan dari suaranya
“segera telpon ambulan, aku akan segera kesana.”
“trima kasih Rion” isaknya
Rion segera bergegas pergi meninggalkan mie nya yang baru setengah dilahapnya. Ia membawa tas punggungnya dan berlari kearah seberang jalan tempat ia memarkir mobilnya. Dengan kecepatan penuh ia tancap gas kerumah zya. “ia pasti sangat panik, pikirnya dalam hati.
Tak berselang lama rion sampai dirumah Zya.
“zy, kamu baik-baik saja, ada apa sebenarnya
Ayah pingsan rion, aku tak tahu kejadiannya bagaimana,
Dimana ayah?
Sirine ambulans berbunyi, ayah zya dibawa bersama ambulans. Rion dan zya mengikuti ambulans itu dengan mobil rion.
Zya ?
Ya, rion
Jangan menangis trus, ayah pasti akan baik-baik saja, percayalah
Iya rion, trima kasih…masih terlihat bekas air mata zia dipelupuk matanya. Rion tak tahu harus berbuat apa. Ia tak tahu bagaimana caranya menenangkan zy. seumur hidupnya ia kenal dengan zy baru pertama kalinya ia menangis dan sesedih ini.
Setibanya di IGD rumah sakit ayah zya diperiksa oleh dokter. Untunglah tak lama berselang ayah zya sadar. Ia mengalami serangan jantung, kata dokter. Untunglah ia segera dbawa ke rs sehingga cepat mendapatkan pertolongan.
Ayah
Ya zya. Ayah sudah baikan sekarang, jangan menangis anakku.
Ayah, zya berhamburn memeluk ayahnya
Rion, terima kasih telah menjaga zya
Ya sama sama om, semoga om lekas sembuh.
Matamu sudah seperti panda zy, berhentilah menangis, ledek rion
Kau ini rion..